BAHAN PA : NOVEMBER   I
Tema
BERSYUKUR SENANTIASA BERBAHAGIA SELALU
Bacaan
Habakuk 3 : 17 – 19
Tujuan
Agar Peserta PA. terdorong untuk bersyukur dalam keadaan apapun sehingga secara tidak langsung juga dapat berbahagia dalam keadaan apapun.

PUJIAN          :  KJ. 133
PENGANTAR :
Menjalani hidup yang berbahagia merupakan idaman bagi setiap orang/keluarga.
Namun seringkali yang namanya kebahagiaan itu hanyalah sebuah impian. Artinya yang diidamkan tidak selalu menjadi kenyataan. Kebahagiaan itu  hanya menerawang dl awang-awang. Dapat diba-yangkan betapa sengsaranya hidup di masa tua, idaman yang menerawang di awang-awang tidak pernah tergapai,
Namun apakah benar kebahagiaan itu sulit untuk dialami dalam kenyataan hidup? Begitu langkakah kebahagiaan itu sehingga sulit diperoleh? Atau apakah kebahagiaan itu hanya semata faktor keberuntungan?
Marilah kita memahami hal ini lebih mendalam dari sudut pandang Alkitab dan membahasnya bersama dari sisi hidup orang beriman.

PENAFSIRAN :
Kitab Habakuk menceritakan suatu masa suram dalam kehi-dupan yang harus dijalani oleh umat Yehuda pada saat itu. Mereka harus takluk di bawah kuasa orang Kasdim, Peris-tiwanya berlangsung sezaman dengan nabi Yesaya (baca Yesaya 23; 13 ; 43 : 14) orang Kasdim adalah bangsa yang berasal dari wilayah negeri Babel bagian Selatan.
Tahun 625 SM, raja Nebo-polosar menjadikan pemerin-tahan negeri Kasdim kuat dan termasyur dan berlanjut sampai ke zaman raja Nebukadnezar dan Belsyasar (Baca Daniel 5 : 30).
Pahitnya hidup di bawah keku-asaan dan penindasan orang-orang Kasdim menyebabkan nabi Habakuk yang mewakili umat Yehuda meminta perto-longan Tuhan. Doa nabi dan umat antara lain dengan firman yang diberitakan dalam Haba-kuk 3.
Dalam bentuk pujian dan kata-kata mazmur, firman Tuhan memberikan harapan pasti akan pertolonganNya.
Ayat 17
Kenyataan pahit melanda hidup umat Tuhan.
Kebun dan ladang tidak mem-buahkan hasil. Hewan dan ter-nak peliharaan pun tidak ada. Semuanya telah menjadi ram-pasan dan milik orang Kasdim. Umat Yehuda tidak memiliki apa-apa lagi untuk  dibangga-kan dalam hidup. Situasi ini sangat mudah mengundang orang untuk hidup dalam keputus-asaan tanpa harapan.
Ayat 18
Sebuah seruan untuk menjawab kenyataan pahit itu (ayat 17). Dengungan keputus-asaan dija-wab dengan iman dan harapan.  Ia melihat sinar suka-cita yang mampu menjadi hidup ini “beria-ria di dalam Allah”.
Ayat 19
Allah menjadi sumber kekuatan.  Dialah yang menjadi pemberi kekuatan di kala hidup sedang diterpa kekalutan dan kele-mahan. Kita menjadi seekor rusa gunung yang mampu de-ngan tegarnya berdiri dan ber-jejak pada batu-batu gunung yang terjal dengan tebing-tebingnya yang curam.
Inilah ayat-ayat Alkitab yang mengajarkan umat Yehuda un-tuk menjalani hidup dalam peng-harapan. dalam iman dan be-lajar untuk bersyukur di tengah kenyataan hidup yang dalam pandangan nanusia tidak ada lagi hal yang patut untuk disyu-kuri.                                            

BAHAN DISKUSI
1.   Di Efesus 5 : 20 tertulis: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita"  Bagaimana memahami makna kata; "atas segala sesuatu "?
2. Apakah dalam kenyataan hidup yang penuh dengan derai air mata dan derita kita dapat mengucap syukur? Bagaimana caranya ?
POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto terdorong untuk bersyukur dalam keadaan apapun sehingga secara tidak langsung juga dapat berbahagia dalam keadaan apapun.
DR.431