BAHAN PA DESEMBER I
Tema       :    Persembahan Perpuluhan
Bacaan    :    Maleakhi 3 : 6 – 13
Tujuan      :    Agar Peserta PA dapat memeprsembahkan perpuluhan untuk pelayanan dan kemuliaan Tuhan

I.    PENGANTAR :
Persembahan persepuluhan masih menimbulkan tanda tanya apakah wajib atau tidak ?
Dalam budaya Israel angka 10 adalah lambang keseluruhan atau kesempurnaan. Bila seseorang telah memberi sepersepuluh kepada Allah menunjukkan penyerahan yang menyeluruh.
Dalam Perjanjian Lama, persembahan persepuluhan ada dua versi.
a.      Abraham memberikan sepersepuluh dari penghasilannya kepada Melkisedek (Kej. 14 : 17 – 20); Yakub menjanjikan kepada Allah sepersepuluh dari yang dimilikinya (Ke. 28 : 20 – 22 ).
Abraham dan Yakub melakukannya tidak karena kewajiban, tetapi karena keinginan sendiri, suka-rela, dan bukan kewajiban yang ditetapkan oleh Allah.
b.      Pada Zaman Musa, persembahan persepuluhan wajib hukumnya; Pada waktu itu Israel adalah negara theokrasi, Tuhan yang menjadi kepala pemerintahan.
Melaksanakan kewajiban untuk negara sama dengan untuk Tuhan (Imamat 27 : 30 – 32, Ulangan 12 : 1,6-7, Ulangan14 : 22 – 29, Nehemia 13 : 12).
Bangsa Yahudi mewajibkan persembahan perpuluhan yang ditetapkan oleh para pemimpin agama Yahudi, bahkan kemudian menjadi ukuran “kesalehan” seseorang.


II. PENJELASAN PERIKOP.
Hanya kerena Tuhan, maka bani Yakub tidak lenyap.
Sejak zaman nenek moyangnya, bani Yakub telah menyimpang dan tidak memelihara ketetapan Tuhan.
Ketika Tuhan menasehatkan bani Yakub untuk kembali ke jalan Tuhan, bani Yakub tidak mengerti maksud-Nya, bahkan menyatakan:
- Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?
- Bolehkah manusia menipu Engkau ?
Pertanyaan bani Yakub, ditegaskan oleh Tuhan, bahwa seluruh bangsa telah menipu Tuhan dalam hal persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.
Meskipun telah kena kutuk atas perilakunya sendiri, tetapi bani Yakub masih menipu Tuhan.
Tuhan berfirman : Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggurmu di padang tidak berbuah bagimu. Dengan demikian segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan.

III. PENERAPAN
Persembahan merupakan wujud ungkapan syukur dan penyerahan diri orang-orang percaya atas pemeliharaan Allah. Persembahan di dalam ibadah jemaat adalah salah satu dari bentuk persembahan orang-orang percaya.
Persembahan bermakna sebagai ungkapan terimakasih orang-orang percaya atas pemeliharaan Allah di dalam kehidupannya. Selain itu, sebagai pernyataan sikap mempercayakan diri kepada Allah dengan pemeliharaannya.
Persembahan bukan sekedar kewajiban, bahkan merupakan suatu kemestian oleh kesadaran iman orang percaya sendiri. Gereja hanya membuat peraturan teknisnya, seperti halnya di dalam Alkitab juga diberikan peraturan teknisnya.
Semua bentuk kekuatan umat dapat dipersembahkan dengan rasa takut dan hormat. Persembahan yang demikian itu juga merupakan pernyataan keterlibatan orang-orang percaya dan tanggungjawab orang-orang percaya di dalam pekerjaan penyelamatan Allah.

III.    BAHAN DISKUSI :
1.      Masih berlakukah persembahan perpuluhan bagi jemaat GKJ saat ini ?
2.      Bagaimanakah Anda mengelola persembahan yang Anda haturkan kepada Allah? Menjadi yang utama dan pertama atau sisanya?
3.      Bagaimana saran Anda terhadap pengelolaan persembahan di GKJ Purwokerto ?

BAHAN PA : NOVEMBER   II
Tema
KEPENUHAN HIDUP DALAM KRISTUS
Bacaan
Kolose 2 : 6 – 15
Tujuan
Peserta PA mengaku dan mengimaninya di dalam hidup dan kehidupannya bahwa  Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamatnya.

PUJIAN          : KJ 414 : 1- 4
PENGANTAR :
Surat Kolose ditulis oleh Paulus kepada Jemaat Kolose pada waktu ia dipenjara di Efesus.
Banyak ahli berpendapat bahwa Efapras adalah orang yang memiliki peranan yang besar dalam pembentukan jemaat Kolose bukanlah hasil langsung PI Paulus, namun Paulus perlu menulis surat kepada mereka sebagai sesama orang percaya, karena mereka sedang dilanda oleh ajaran-ajaran sesat ( Kolose 2 : 8).
Ajaran-ajaran sesat itu mengajarkan bahwa seluruh alam semesta dikuasai oleh berbagai roh dan kuasa yang menakutkan dan mengancam hidup manusia.
Dalam hal inilah Paulus mengingatkan jemaat Kolose untuk berpegang teguh pada iman kepada Yesus Kristus.
Dengan demikian mereka dapat bertumbuh dan berbuah karena kuasa Kristus mengalahkan segala kuasa yang ada.

PENAFSIRAN :
Ayat 6 – 7
Dalam bagian ini Paulus ber-bicara tentang hidup yang berakar, yang dibangun dalam Kristus. Hidup dengan mene-rima Kristus berarti mengakui Kristus sebagai satu-satunya kuasa hidup, dan Dia pulalah sumber kehidupan itu sendiri.
Konsekuensi dari pengakuan itu adalah bahwa di dalam kehidupan orang-orang perca-ya harus  berpola pikir dan berbuat sesuai dengan ajaran imannya (Injil).
Hidup yang berlimpah dengan ucapan syukur adalah buah dari iman yang sehat dan kuat, karena hidup dalam Kristus tidak berada lagi dalam kuasa yang mengancam dan membinasakan, tetapi dalam kuasa yang penuh penghi-buran dan kasih.
Ayat 8 – 10
Paulus menasehati jemaat Kolose agar berhati-hati terha-dap ajaran palsu tentang persembahan arwah nenek moyang dan pemujaan terha-dap roh-roh jahat yang diistilahkan Paulus dengan roh-roh dunia yang menda-tangkan kesia-siaan.
Paulus menekankan bahwa hi-dup dalam Kristus penuh dengan kekuatan yang mampu mengalahkan rasa takut dan kekuatiran hidup.
Bahkan oleh kasih karunia orang percaya diselamatkan karena iman, bukan hasil jerih payah dan pekerjaan manusia melainkan pemberian Allah semata, oleh sebab itu orang percaya jangan bermegah diri.
Sebagai kepala segala peme-rintahan dan penguasa, Kris-tus memimpin dan memelihara hidup orang percaya dan me-lepaskan mereka dari kuasa yang menghambat hubungan Kristus dengan dirinya.
Ayat 11-13
Arti sunat di sini tidaklah dilihat hanya sebagai sunat badani yang kemudian menjadi pera-turan manusia. Di sinilah orang Yahudi terjerumus dalam pe-raturan hukum buatan ma-nusia sebagai alat untuk memperoleh selamat.
Pengertian sunat seperti ini tidak membawa kelimpahan h-idup, tetapi sebaliknya justru akan membawa beban yang lebih memberatkan hidup. Ala-sannya adalah dengan pe-ngertian semacam itu orang akan terjebak di dalam pera-turan agamawi yang ketat, dan kurang mensyukuri karunia yang telah diberikan Allah.
Sunat dalam arti yang sebe-narnya adalah pengertian tradisi suci, suatu kebiasaan yang perlu dipegang terus-menerus sebagai tanda kemu-rahan Allah dan kebaikan Allah. Dalam hal inilah orang hidup dalam kelimpahan dan mampu mengucap syukur.
Dalam terang pengertian ini kita tidak perlu lagi harus melakukan sunat badani, yang terpenting adalah meneruskan arti sunat rohani yang diung-kapkan dalam baptisan kita dalam hidup kita setiap hari.
Menjadi milik kepunyaan Allah berarti melakukan kehendak Allah yang nyata dalam hidup yang memuliakan Allah dan mengasihi sesama seperti me-ngasihi diri sendiri (Matius 22 : 37-40).
Itulah hukum yang utama dan terutama yang harus menjadi pegangan bagi orang-orang percaya.
Ayat 14-15
Dengan dasar iman kepada Kristus, Paulus menyaatakan bahwa berat yang ditanggung oleh manusia akitab dosa-dosanya itu telah ditanggalkan. Sebagai gantinya orang-orang percaya memasuki hidup baru, yaitu hidup dalam relasi yang benar dengan Allah.
Pada akhir bagian ini Paulus menyatakan bahwa dalam Kristus orang-orang percaya telah dimenangkan atas kuasa-kuasa yang akan membinasakan hidupnya. Oleh sebab itulah orang-orang per-caya harus bersaksi bahwa iman dan kemenangan itu se-bagai kebenaran yang juga harus dikabarkan pada orang lain, dan yang terutama men-jadi pegangan bagi hidup orang-orang percaya sendiri.
Kolose 2 : 6-15 ini menegur orang-orang percaya untuk meninggalkan kepercayaan yang sia-sia dan menjadikan Kristus satu-satunya yang ung-gul dan berkuasa atas hidup kita.
Betapa seringnya dalam hidup kita walaupun sudah lama menjadi Kristen tetapi lebih percaya pada kekuatan lain dalam menyelesaikan masalah kita. Akibatnya kita jarang menggariskan kebijaksanaan-kebijaksanaan atau hikmat yang berasal dari ajaran iman kita.
Untuk itulah dalam suratnya, Paulus berharap untuk tetap berpegang teguh pada Kristus, karena dalam Kristus ada kepenuhan hidup.

BAHAN DISKUSI :

1.    Menurut Bapak/Ibu apakah yang dapat menghambat kita, untuk tetap berpegang teguh pada Kristus?
2.    Apakah tanda-tanda orang-orang yang hidup dalam kepenuhan Kristus?
3.    Apakah arti baptis bagi diri kita?. Apakah konsekuensinya?
NYANYIAN PENUTUP : KJ  446 : 1 - 2
POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto mengaku dan mengimani di dalam hidup dan kehidupannya bahwa  Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamatnya.
DR.431

BAHAN PA : NOVEMBER   I
Tema
BERSYUKUR SENANTIASA BERBAHAGIA SELALU
Bacaan
Habakuk 3 : 17 – 19
Tujuan
Agar Peserta PA. terdorong untuk bersyukur dalam keadaan apapun sehingga secara tidak langsung juga dapat berbahagia dalam keadaan apapun.

PUJIAN          :  KJ. 133
PENGANTAR :
Menjalani hidup yang berbahagia merupakan idaman bagi setiap orang/keluarga.
Namun seringkali yang namanya kebahagiaan itu hanyalah sebuah impian. Artinya yang diidamkan tidak selalu menjadi kenyataan. Kebahagiaan itu  hanya menerawang dl awang-awang. Dapat diba-yangkan betapa sengsaranya hidup di masa tua, idaman yang menerawang di awang-awang tidak pernah tergapai,
Namun apakah benar kebahagiaan itu sulit untuk dialami dalam kenyataan hidup? Begitu langkakah kebahagiaan itu sehingga sulit diperoleh? Atau apakah kebahagiaan itu hanya semata faktor keberuntungan?
Marilah kita memahami hal ini lebih mendalam dari sudut pandang Alkitab dan membahasnya bersama dari sisi hidup orang beriman.

PENAFSIRAN :
Kitab Habakuk menceritakan suatu masa suram dalam kehi-dupan yang harus dijalani oleh umat Yehuda pada saat itu. Mereka harus takluk di bawah kuasa orang Kasdim, Peris-tiwanya berlangsung sezaman dengan nabi Yesaya (baca Yesaya 23; 13 ; 43 : 14) orang Kasdim adalah bangsa yang berasal dari wilayah negeri Babel bagian Selatan.
Tahun 625 SM, raja Nebo-polosar menjadikan pemerin-tahan negeri Kasdim kuat dan termasyur dan berlanjut sampai ke zaman raja Nebukadnezar dan Belsyasar (Baca Daniel 5 : 30).
Pahitnya hidup di bawah keku-asaan dan penindasan orang-orang Kasdim menyebabkan nabi Habakuk yang mewakili umat Yehuda meminta perto-longan Tuhan. Doa nabi dan umat antara lain dengan firman yang diberitakan dalam Haba-kuk 3.
Dalam bentuk pujian dan kata-kata mazmur, firman Tuhan memberikan harapan pasti akan pertolonganNya.
Ayat 17
Kenyataan pahit melanda hidup umat Tuhan.
Kebun dan ladang tidak mem-buahkan hasil. Hewan dan ter-nak peliharaan pun tidak ada. Semuanya telah menjadi ram-pasan dan milik orang Kasdim. Umat Yehuda tidak memiliki apa-apa lagi untuk  dibangga-kan dalam hidup. Situasi ini sangat mudah mengundang orang untuk hidup dalam keputus-asaan tanpa harapan.
Ayat 18
Sebuah seruan untuk menjawab kenyataan pahit itu (ayat 17). Dengungan keputus-asaan dija-wab dengan iman dan harapan.  Ia melihat sinar suka-cita yang mampu menjadi hidup ini “beria-ria di dalam Allah”.
Ayat 19
Allah menjadi sumber kekuatan.  Dialah yang menjadi pemberi kekuatan di kala hidup sedang diterpa kekalutan dan kele-mahan. Kita menjadi seekor rusa gunung yang mampu de-ngan tegarnya berdiri dan ber-jejak pada batu-batu gunung yang terjal dengan tebing-tebingnya yang curam.
Inilah ayat-ayat Alkitab yang mengajarkan umat Yehuda un-tuk menjalani hidup dalam peng-harapan. dalam iman dan be-lajar untuk bersyukur di tengah kenyataan hidup yang dalam pandangan nanusia tidak ada lagi hal yang patut untuk disyu-kuri.                                            

BAHAN DISKUSI
1.   Di Efesus 5 : 20 tertulis: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita"  Bagaimana memahami makna kata; "atas segala sesuatu "?
2. Apakah dalam kenyataan hidup yang penuh dengan derai air mata dan derita kita dapat mengucap syukur? Bagaimana caranya ?
POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto terdorong untuk bersyukur dalam keadaan apapun sehingga secara tidak langsung juga dapat berbahagia dalam keadaan apapun.
DR.431

BAHAN PA : OKTOBER I
Tema
Kasih kepada Tuhan Berartai Komitmen dalam Pelayanan
Bacaan
Yohanes 21 : 15 – 19
Tujuan
Peserta PA menyadari bahwa setia pada Komitmen menuntuharga, kadang-kadang harga itu amat berat dipikul, tetapi justru di situlah letaknya kualitas hidup kita.



PENGANTAR :
Sebuah syair lagu;
Kau cintaKu? Kau cintaKu? Kau cintaKu Simon? Kau cintaKu Simon?
Kau cintaKu? Kau cintaKu? Kau cintaKu Simon Petrus kau cintaKu?

Tuhan tahu jikalau aku cinta padaMu
Kalau begitu gembalakan anak dombaKu
Tuhan tahu jikalau aku cinta padaMu
Kalau begitu gembalakan dombaKu.

Syair lagu di atas diambil dari percakapan Tuhan Yesus dengan Simon Petrus, tiga kali Tuhan Yesus bertanya apakah Simon Petrus mengasihiNya, dan jawaban Simon Petrus mengasihi Tuhan disusul dengan perkataan, “Gembalakanlah domba-dombaKu”. Ada nuansa bahasa yang hilang dalam penerjemahan bahasa Indonesia ini.
Dalam bahasa Yunani, pertanyaan Yesus yang pertama dan kedua ditulis dengan istilah : agape, dan Simon Petrus menjawab dengan filia. Sama-sama berarti kasih dalam penerjemahan bahasa Indonesia, kasih agape mengandung pengertian kasih tulus yang murni, tanpa pamrih, seperti kasih Allah kepada umat-Nya, sedangkan kasih filia dipakai untuk menyebutkan kasih diantara saudara, kasih dalam keluarga, atau kasih persahabatan. di pertanyaan ketiga baru Tuhan Yesus memakai istilah yang dipakai dalam jawban Petrus sebelumnya, “Apakah engkau filia kepada-Ku?” dan Petrus menjawab dengan pengakuan serta pertanyaan yang sedih, “Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku filia Engkau”. Sebagai perbandingan, bisa diperiksa Alkitab Bahasa Jawa LAI menerjemahkan agape dengan tresno, dan filia dengan kata dhemen (pertanyaan ketiga dari Yesus) dan remen (ketiga jawaban Petrus).
PENJELASAN PERIKOP:
Agape Allah berkenan menerima filia manusia.
Percakapan dalam bacaan Alkitab, Tuhan Yesus hendak menguatkan kembali panggilan mula-mula yang pernah ditujukan kepada Simon Petrus. Sudah sekian lama mengikut Yesus dan belajar sebagai muridNya, saat Yesus hendak meninggalkan Petrus dan murid-murid lain adalah saat yang tepat untuk menguatkan pengutusan Petrus, untuk menggembalakan umat Allah yang dipercayakan kepadanya.
Untuk dapat menggembalakan kawanan domba Allah, Petrus belajar. :
1.  Bahwa Allah terlebih dulu mengasihi kita dengan kasih Agape
2.  Bahwa kita tidak dapat membalas kasih Agape yang luhur mulia dari Allah, Petrus mengaku dengan jujur bahwa ia hanya dapat menyatakan dan membalas kasih Allah itu dengan kasihnya yang adalah filia.
3.  Tuhan berkenan menerima filia Petrus dan mengutusnya untuk menggembalakan umat Allah yang dipercayakan kepadaNya.
4.  Bahwa mengasihi Allah yang terwujud dalam komitmen untuk masuk dalam pelayanan di atara kawanan domba umat Allah itu membawa resiko, yakni kehendak Allah yang jadi dikemudian hari, dan bukan kehendak manusia pada akhirnya.
PENERAPAN
Kasih itu perlu dinyatakan dalam pengalaman  kehidupan. Petrus dikenal sebagai murid yang terkemuka di antara murid-murid lainnya. Ia mantap mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16 : 16) ketika murid-murid yang lain masih ragu-ragu, Petrus mendampingi Yesus ketika Yesus dipermuliakan di atas gunung, sudah pasti bahwa Petrus ikut serta dalam peristiwa mujizat selama Yesus berkarya dan berkeliling di seluruh desa dan kota-kota di Israel. Namun selain kelebihan dan keberhasilan, ada juga pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan ketika Petrus tidak berani mengakui dan bahkan menyangkal Tuhan Yesus ketika peristiwa penangkapan dan pengadilan sampai pada hukuman salib dijatuhkan.
Tuhan tetap mau menerima kekurangan Petrus. Kasih Tuhan Allah yang memampukan Petrus untuk bisa menjawab bahwa ia mengasihi Yesus, dan kasih Tuhan juga yang memberikan kesempatan baru, untuk melayani kawanan umat Allah yang sekarang dipercayakan kepada Petrus. Dan kasih itu perlu dinyatakan sehingga ada bukti dalam pengalaman kehidupan, sehingga bukan hanya pengakuan di mulut saja, tetapi kesaksian dan tindakan yang hidup. Peranan seorang Gembala di tengah kawanan domba adalah membagi kasih, dengan memeilhara, memperhatikan, menjaga, menguatkan, atau dengan kata lain : melayani dengan penuh pengorbanan baik waktu, moril dan materiil.
BAHAN DISKUSI :
1.  Bagikan pengalaman-pengalaman Bapak/Ibu dalam kehidupan kita bersama, bahwa Tuhan mengasihi kita dengan kasih agape. (Yohanes 3 : 16)
2.  Apa yang menjadi jawaban kita untuk membalas kasih Tuhan yang sudah kita terima? Apakah itu menuntun kita untuk mengasihi sesama, yakni komitmen*)  untuk melayani orang lain agar mereka juga merasakan kasih Tuhan di dalam hidupnya?.
POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto menyadari bahwa setia kepada komitmen, menuntut harga dan kadang-kadang harga itu amat berat untuk dipikul, tetapi justru itulah letak kualitas hidup kita.
*) Komiten artinya kesetiaan yang teguh terhadap prinsip (tanggung jawab yang diemban)

Oooo----drbpa----oooO
BAHAN PA : OKTOBER II
Tema
Hubungan antara anggota Rumah tangga
Bacaan
Kolose 3 : 18 - 25
Tujuan
Agar peserta PA dapat menjalin kehidupan yang harmonis (Rukun) dalam rumah tangga.

PENGANTAR :
Kehidupan yang harmonis (rukun) menjadi dambaan setiap rumah tangga.
Sebuah rumah tangga dibangun dari latar belakang pendidikan keluarga yang berbeda antara bapak dan ibu, maka untuk menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga dibutuhkan saling pengertian, saling melengkapi, saling menghormati dan saling menghargai, sehingga masing-masing anggota rumah tangga diharapkan legawa menerima kekurangan dan kelebihannya.
Orang tua merupakan model (yang ditiru, teladan) dalam rumah tangga, sedangkan anak-anak adalah peniru, maka sebaiknya orang tua tidak sembarangan, harus hati-hati dalam bersikap (berbicara dan bertindak), karena akan berpengaruh dalam hubungan antara anggota rumah tangga.
Permintaan dan pemberian maaf, ucapan terimakasih, juga ucapan minta tolong, merupakan bagian dalam keharmonisan rumah tangga, karena itu adalah ekspresi sikap legawa dalam hubungan antara anggota rumah tangga.
Citra rumah tangga bisa dilihat dari hubungan antara anggota rumah tangga, bahkan kadang juga berimbas dalam komunitas di luar rumah tangga , yang memberikan cap (brand, merek) sebagai rumah tangga harmonis, rumah tangga berantakan atau amburadul.
PENJELASAN PERIKOP
Perikop ini berisi nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, yang ditujukan untuk para anggota rumah tangga, yaitu isteri, suami, anak-anak dan hamba-hamba dalam hal hubungan antara anggota-anggota rumah tangga.
Nasehat serupa juga diberikan kepada jemaat di Efesus.
Ayat 18           :    Nasehat kepada para isteri, supaya tunduk kepada suaminya sebagagimana seharusnya di dalam Tuha (Baca Efesus 5 : 22-24)
Ayat 19,21      :    Kepada para suami nasehatnya adalah :
1.   Terhadap isteri supaya mengasihi dan tidak berlaku kasar (Efesus 5 : 28-30)
2.   Terhadap anak jangan menyakiti hatinya supaya jangan tawar hatinya (Baca Efesus 6 : 4)
Ayat 20           :    Untuk anak-anak dinasehatkan, supaya taat kepada orang tuanya dalam segala hal, karena itulah yang indah didalam Tuhan. (Baca Efesus 6:4)
Ayat 22           :    Untuk para hamba dinasehatkan supaya taat kepada tuannya dalam segala hal, jangan hanya dihadapan tuannya saja untuk menyenangkan, tetapi dengan tulus hati karena takut akan Tuhan (Baca Efesus 6 : 5-6)
Ayat 23-25      :    Untuk semua anggota rumah tangga, Rasul Paulus menasehatkan supaya apa yang diperbuat hendaklah dilakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, karena Tuhan akan memberikan upah sesuai dengan apa yang diperbuat, bukan memandang orang yang berbuat.

PENERAPAN
Dalam aspek hubungan suami-istri, rumah tangga yang harmonis memerlukan :
-        Keselarasan peran dan tanggungjawab, jadi tidak dibeda-bedakan lagi, tetapi disesuaikan kemampuan dan kesempatan.
-        Saling memberi dan menerima keadaan, kemampuan, sifat masing-masing pihak
-        Kesadaran untuk senantiasa belajar dalam rangka mencapai tingkat keselarasan yang optimistis.
-        Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
-        Kesadaran akan perbedaan kodrat.
Dalam aspek hubungan antara anak-anak dan orang tua, rumah tangga yang harmonis teerlihat bahwa mereka berusaha :
-       Saling memahami keinginan masing-masing.
-       Saling menempatkan diri dan mampu meninjau sesuatu dari sudut pandang anak atau orang tua.
-       Ada suasana dialog antara anak dan orang tua, sehingga tercipta kebebasan mengemukakan pendapat.
-       Saling menghargai dan mempercayai kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.
Dalam aspek hubungan antar saudara, pada rumah tangga yang harmonis dapat dilihat hal sebagai berikut :
-        Orang tua tidak membandingkan atau membedakan antara anak yang satu dengan yang lain.
-        Menerima, menghargai setiap kelebihan dan kelemahan anak-anaknya.
-        Meningkatkan rasa kasih sayang, melalui pandangan, sentuhan, ucapan maupun perilaku.
-        Memperhatikan perbedaan kepribadian anak dalam bertindak sesuai dengan sifat mereka.
Dalam aspek hubungan antara anggota rumah tangga dan hamba. Hamba jaman dulu adalah sebutan untuk budak belian, dan sampai sekarang di Timur Tengah masih berlaku, sehingga tidak heran kalau pembantu rumah tangga di sana diperlakukan tidak senonoh, karena prinsipnya sudah dibayar, mau diapakan ya semau gue.
Hamba yang dimaksud jaman sekarang adalah pembantu rumah tangga (PRT). Karena sebutan pembantu, maka aktifitas sebenarnya adalah membantu majikannya, dalam hal ini tentunya pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh majikannya.
Dalam rumah tangga yang harmonis maka akan terjadi :
-        Pekerjaan dalam rumah tangga tidak semuanya diserahkan / dilimpahkan (bhs jawa dibrugkè) kepada pembantu, tetapi anggota rumah tangga juga turut ambil bagian.
-        Hak-hak pembantu dipenuhi, meliputi makan, upah, kesehatan, istirahat, cuti/libur.
-        Diperlakukan dengan kasih ketika menyuruh, memanggil, menegur dan memberikan sesuatu.
-        Pembantu senantiasa memahami kebutuhan majikannya.
-        Pembantu bisa menerima nasehat atau teguran dari anggota rumah tangga.
Karena memahami kesetaraan gender (jender) belum bisa diterima oleh semua orang, maka kadang-kadang menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Konsep Gender, merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural, atau pembagian peran serta tanggungjawab baik laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya.

PERTANYAAN :
1.    Ada beberapa gambaran rumah tangga yang tidak harmonis. Sebutkan!
2.    “Isteri-isteri supaya tunduk kepada suaminya  ……………” Padahal sekarang  eranya kesetaraan gender. Jelaskan.
3.    Pola asuh anak yang bagaimanakah supaya terjalin hubungan yang harmonis dalam rumah tangga?.

POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto dapat menjalin kehidupan yang harmonis (rukun) dalam rumah tangga.               



Oooo----rssbpa----oooO