BAHAN PA : OKTOBER II
Tema
Hubungan antara anggota Rumah tangga
Bacaan
Kolose 3 : 18 - 25
Tujuan
Agar peserta PA dapat menjalin kehidupan yang harmonis (Rukun) dalam rumah tangga.

PENGANTAR :
Kehidupan yang harmonis (rukun) menjadi dambaan setiap rumah tangga.
Sebuah rumah tangga dibangun dari latar belakang pendidikan keluarga yang berbeda antara bapak dan ibu, maka untuk menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga dibutuhkan saling pengertian, saling melengkapi, saling menghormati dan saling menghargai, sehingga masing-masing anggota rumah tangga diharapkan legawa menerima kekurangan dan kelebihannya.
Orang tua merupakan model (yang ditiru, teladan) dalam rumah tangga, sedangkan anak-anak adalah peniru, maka sebaiknya orang tua tidak sembarangan, harus hati-hati dalam bersikap (berbicara dan bertindak), karena akan berpengaruh dalam hubungan antara anggota rumah tangga.
Permintaan dan pemberian maaf, ucapan terimakasih, juga ucapan minta tolong, merupakan bagian dalam keharmonisan rumah tangga, karena itu adalah ekspresi sikap legawa dalam hubungan antara anggota rumah tangga.
Citra rumah tangga bisa dilihat dari hubungan antara anggota rumah tangga, bahkan kadang juga berimbas dalam komunitas di luar rumah tangga , yang memberikan cap (brand, merek) sebagai rumah tangga harmonis, rumah tangga berantakan atau amburadul.
PENJELASAN PERIKOP
Perikop ini berisi nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, yang ditujukan untuk para anggota rumah tangga, yaitu isteri, suami, anak-anak dan hamba-hamba dalam hal hubungan antara anggota-anggota rumah tangga.
Nasehat serupa juga diberikan kepada jemaat di Efesus.
Ayat 18           :    Nasehat kepada para isteri, supaya tunduk kepada suaminya sebagagimana seharusnya di dalam Tuha (Baca Efesus 5 : 22-24)
Ayat 19,21      :    Kepada para suami nasehatnya adalah :
1.   Terhadap isteri supaya mengasihi dan tidak berlaku kasar (Efesus 5 : 28-30)
2.   Terhadap anak jangan menyakiti hatinya supaya jangan tawar hatinya (Baca Efesus 6 : 4)
Ayat 20           :    Untuk anak-anak dinasehatkan, supaya taat kepada orang tuanya dalam segala hal, karena itulah yang indah didalam Tuhan. (Baca Efesus 6:4)
Ayat 22           :    Untuk para hamba dinasehatkan supaya taat kepada tuannya dalam segala hal, jangan hanya dihadapan tuannya saja untuk menyenangkan, tetapi dengan tulus hati karena takut akan Tuhan (Baca Efesus 6 : 5-6)
Ayat 23-25      :    Untuk semua anggota rumah tangga, Rasul Paulus menasehatkan supaya apa yang diperbuat hendaklah dilakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, karena Tuhan akan memberikan upah sesuai dengan apa yang diperbuat, bukan memandang orang yang berbuat.

PENERAPAN
Dalam aspek hubungan suami-istri, rumah tangga yang harmonis memerlukan :
-        Keselarasan peran dan tanggungjawab, jadi tidak dibeda-bedakan lagi, tetapi disesuaikan kemampuan dan kesempatan.
-        Saling memberi dan menerima keadaan, kemampuan, sifat masing-masing pihak
-        Kesadaran untuk senantiasa belajar dalam rangka mencapai tingkat keselarasan yang optimistis.
-        Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
-        Kesadaran akan perbedaan kodrat.
Dalam aspek hubungan antara anak-anak dan orang tua, rumah tangga yang harmonis teerlihat bahwa mereka berusaha :
-       Saling memahami keinginan masing-masing.
-       Saling menempatkan diri dan mampu meninjau sesuatu dari sudut pandang anak atau orang tua.
-       Ada suasana dialog antara anak dan orang tua, sehingga tercipta kebebasan mengemukakan pendapat.
-       Saling menghargai dan mempercayai kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.
Dalam aspek hubungan antar saudara, pada rumah tangga yang harmonis dapat dilihat hal sebagai berikut :
-        Orang tua tidak membandingkan atau membedakan antara anak yang satu dengan yang lain.
-        Menerima, menghargai setiap kelebihan dan kelemahan anak-anaknya.
-        Meningkatkan rasa kasih sayang, melalui pandangan, sentuhan, ucapan maupun perilaku.
-        Memperhatikan perbedaan kepribadian anak dalam bertindak sesuai dengan sifat mereka.
Dalam aspek hubungan antara anggota rumah tangga dan hamba. Hamba jaman dulu adalah sebutan untuk budak belian, dan sampai sekarang di Timur Tengah masih berlaku, sehingga tidak heran kalau pembantu rumah tangga di sana diperlakukan tidak senonoh, karena prinsipnya sudah dibayar, mau diapakan ya semau gue.
Hamba yang dimaksud jaman sekarang adalah pembantu rumah tangga (PRT). Karena sebutan pembantu, maka aktifitas sebenarnya adalah membantu majikannya, dalam hal ini tentunya pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh majikannya.
Dalam rumah tangga yang harmonis maka akan terjadi :
-        Pekerjaan dalam rumah tangga tidak semuanya diserahkan / dilimpahkan (bhs jawa dibrugkè) kepada pembantu, tetapi anggota rumah tangga juga turut ambil bagian.
-        Hak-hak pembantu dipenuhi, meliputi makan, upah, kesehatan, istirahat, cuti/libur.
-        Diperlakukan dengan kasih ketika menyuruh, memanggil, menegur dan memberikan sesuatu.
-        Pembantu senantiasa memahami kebutuhan majikannya.
-        Pembantu bisa menerima nasehat atau teguran dari anggota rumah tangga.
Karena memahami kesetaraan gender (jender) belum bisa diterima oleh semua orang, maka kadang-kadang menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Konsep Gender, merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural, atau pembagian peran serta tanggungjawab baik laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya.

PERTANYAAN :
1.    Ada beberapa gambaran rumah tangga yang tidak harmonis. Sebutkan!
2.    “Isteri-isteri supaya tunduk kepada suaminya  ……………” Padahal sekarang  eranya kesetaraan gender. Jelaskan.
3.    Pola asuh anak yang bagaimanakah supaya terjalin hubungan yang harmonis dalam rumah tangga?.

POKOK DOA :
Doakan agar seluruh jemaat GKJ Purwokerto dapat menjalin kehidupan yang harmonis (rukun) dalam rumah tangga.               



Oooo----rssbpa----oooO